Minum Susu Rendah Lemak dapat Menurunkan Berat Badan? Tunggu dulu….

Minum susu rendah-lemak diyakini dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, sebuah studi baru yang dilakukan oleh University of Virginia, Amerika Serikat menunjukan bahwa mereka yang mengkonsumsi susu full cream memiliki risiko obesitas yang lebih rendah. Mari kita simak studinya

Di setiap supermarket, susu skim atau rendah lemak selalu dijual bersandingan dengan susu full cream atau yang kandungan lemaknya tidak dihilangkan. Kita selalu beranggapan bahwa susu rendah lemak dapat membantu menurunkan berat badan. Paling tidak, susu tersebut dapat membantu kita mempertahankan berat badan yang ideal. Bahkan, rekomendasi minum susu rendah lemak ini telah didukung oleh American Academy of Pediatrics (AAP), sebuah lembaga kumpulan dokter anak di Amerika Serikat. AAP menyarankan anak untuk mengkonsumsi susu rendah lemak (<1% lemak) untuk mencegah kenaikan berat badan pada anak.

Namun, sebuah studi yang dipimpin oleh Dr. Mark Daniel DeBoer, dari divisi anak Universitas Virginia, Amerika Serikat menunjukan bahwa mereka yang mengkonsumsi susu rendah lemak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan mereka yang mengkonsumsi susu full cream(2% lemak).

Dr.Deboer menganalisa 10.700 data anak-anak berumur 2 sampai 4 tahun yang berpartisipasi dalam studi “The Early Childhood Longitudinal Study”. Sampel pasien yang ikut didalam studi ini representatif terhadap anak-anak di Amerika Serikat. Dr. Deboer meganalisa indeks masa tubuh (IMT) dan kondisi tubuh anak (apakah anak diklasifikasikan sebagai obese atau tidak) beserta total konsumsi susu beserta tipe susu yang dikonsumsi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1 : Akibat dari konsumsi susu dan IMT

Gambar diatas menunjukan hasil penelitian ini. Pada grafik 1A dan 1C tim peneliti membandingkan konsumsi susu pada beberapa suku bangsa yang ada di Amerika Serikat. Dari sini, kita dapat melihat bahwa di semua suku bangsa yang ada di Amerika Serikat, mereka yang mengkonsumsi susu 2% lemak memiliki risiko obesitas yang lebih rendah dibandingkan mereka yang mengkonsumsi susu rendah lemak. Di gambar 1C dan 1D, peneliti juga membandingkan konsumsi kedua jenis susu pada beberapa kelompok ekonomi. Dapat dilihat di grafik diatas bahwa hampir diseluruh kelompok ekonomi, mereka yang mengkonsumsi susu yang memiliki 2% lemak juga memiliki BMI yang lebih rendah dibandingkan mereka yang mengkonsumsi susu 1% lemak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gamber 2: Rata-rata BMI anak dari waktu ke waktu

Selanjutnya, peneliti melihat data anak-anak tersebut dari umur 2 tahun sampai 4 tahun. Peneliti mengkalkulasikan rata-rata berat badan anak. Dapat dilihat bahwa mereka yang mengkonsumsi susu rendah lemak dan susu tinggi lemak sama-sama mengalami kenaikan IMT. Tetapi, mereka yang mengkonsumsi susu rendah lemak mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan mereka yang mengkonsumsi susu tinggi lemak.

Hasil ini cukup menarik karena konsumsi susu rendah lemak diangga pdapat menurunkan berat badan. Mereka yang mengkonsumsi susu rendah lemak akan mengkonsumsi lebih sedikit 15 gram lemak. Apabila dihitung, konsumsi susu rendah lemak dapat mengurangi konsumsi 135 kilokalori. Untuk menjelaskan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan sebuah teori bahwa kandungan lemak yang terdapat dalam susu dapat menghasilkan sitokinin yang dapat mengurangi nafsu makan. Mereka yang mengkonsumsi susu rendah lemak akan memakan lebih banyak makanan lain.

Tentunya, ada beberapa kelemahan yang dapat kita lihat dari studi ini:

Yang pertama, studi ini dilakukan di masyarakat Amerika Serikat, sehingga hasilnya belum tentu dapat digeneralisasikan di populasi Indonesia. Namun, ada indikasi bahwa hasil ini juga dapat berlaku di Indonesia karena peneliti juga menganalisa mereka yang termasuk dalam ras Asian-American.

Yang kedua, studi ini dilakukan pada anak-anak berumur 2 sampai 4 tahun. Belum tentu studi ini dapat digeneralisasi akan berlaku pada mereka yang lebih tua. Cukup menarik untuk dicari tahu apakah hasil yang sama akan ditemukan pada mereka yang lebih tua.

 

Introduction to Second Semester Modules: The Foundation of Clinical Practice

    The second semester is one of the most exciting time in your study in FMUI. In this semester you moved from the “communication and learning skills” of first semester to real medical stuff in the second semester. In the second semester, you will learn 4 modules: cell/genetics, growth/development, neuroscience and immunology. This article will discuss the 4 modules: the characteristic, tips to survive and thrive during these challenging days

    Education in FMUI try to make you understand human body from the molecular level (DNA,protein,carbohydrate) that makes up human cells (2nd semester). The knowledge of human cell that you acquire in 2nd semester will be useful in understanding the normal condition of human body and also pathological condition of the human body that you’ll learn in semester 3-6. In the last module of the pre-clinical year, you will learn how human can interact with the society and create healthy community (6th semester). Seeing that the knowledge that you’ll acquire in 2nd semester is the “foundation” in which your future study will build on, it is important that you excel in these semesters.

 

Cell and Genetics

    Cell and Genetics is the first module that you will encounter in the second semester. This module will study components of the human body from the building blocks of the cell to understand the characteristics of the cells, its organeles (mitochondria, nucleus etc.) and how do pathological conditions changes the property of the cells inside the human body.

    Things that you will learn in this module are: histology, the study of human microscopical anatomy. In histology, you will learn for example how do the brain looks under the microscope. Beside histology, you will also learn biology. Biology that you learn is this module is similar to those you found in high school. The emphasis of biology in this module is “cellular biology”. From the 4th until the 6th week of this module, you will learn about pathology, the study of abnormal cells in your body.

    Because this module is your first “real” module after 1st semester. From experience, many of my friends were caught off guard. They thought that you can approach it the same as the 1st semester module. No, they are different. First, there is a practical examination in the end of the 6th week of this module. Practical exam is an examination that test your ability to recognize concepts and objects from the modules practical sessions. For example, you will be pointed a structure in a microscope and you should guess what the structured pointed is. Sometimes, they will also ask the theory related to this module.

 

Molecular Biology

    Molecular Biology is the second module that you will face in this semester. For this year, this module will be combined with cell and genetics module. Molecular Biology is the easiest module in the second semester. Some even suggest that this is the easiest module for the whole 3 years of your study. The content of this module is similar to your high school chemistry and biology courses. You will learn about chemical bonding (covalent or ionic bonding) and how it is important in creating living molecules in the human body. In this module, you will also learn about the DNA, genetic code transcription and protein translation.

    Examination for molecular biology module is quite simple compared to the other modules. The questions will come from all of the lectures and from the practical sessions. In this module, you will meet Biochemistry subject for the first time, this subject involve a lot of memorization. So, a lot of repetition is necessary to get all of the facts correct.

    As mentioned before, many considers that this module is one of the easiest. So, great score in this module will help your GPA in the long run.

 

Neuroscience

    In neuroscience, you will learn about the nervous system of the human body. You will explore from the structure of human nervous system (AKA anatomy), function of the human nervous system (physiology) and also some of the diseases associated with nervous systems. This include alzheimer disease, parkinsonism and also drug addiction.

    Many believe that this module is the hardest module in the 1st year of medical school if not your 3 years of pre-clinical years. The perception that this module is hard is mainly due to a lot of new things that you will find in this module. In this module you will be introduced to vignette case. Vignette case is a imaginary patient cases that you most solve. For example:

    Mr. A, a 36 years old suddenly cannot move his right and left hand. The strength of his left and right hand are very minimal. What is the problem that Mr.A is having? and how do you treat Mr.A problem?

    Knowing that you will face a lot of case problem in the examination. You should not only memorize the lectures but understand how it will happen in a real medical condition.

    In this module, you will have your first anatomy practical examination. A lot of people (including me) think that anatomy practical examination is one of the hardest exam that you will face in medical school. In this exam, you must guess the name of structure (pointed from a real corpse!). You have only 60 seconds to answer each questions.

 

Growth and Development

    Growth and Development is a module that is originally found in 3rd semester. In the new curriculum, it is moved to the second semester. This module talks about how a person can grow (physical grow) and develop (psychological change) from baby until old.

    You will find a lot of material about embryology and also child health. You will be amazed by how a single cell which is a combination of sperm and ovum can grow into a human body. Beside embryology, you will also learn about child growth and development. For example, you will learn about when a baby is expected to be able to walk? when will the baby can speak? when will he can dance and create sound? Those are the questions that you will answer from this module.

    Many complained that this module is “abstract”. The “abstractness” of this module is mainly due to many overlapping lectures. For example, development of baby-infants were covered in three lectures. This is very confusing as sometimes each of the lecture has different contents.

 

Immunology

    Immunology is a brand new module for students undertaking 2012 curriculum. In the previous curriculum, immunology is placed in semester 6 along with infection. Immunology is one of the harder subject to study in the medical school. Why? the concept of immunology is abstract and not-real and it involve a lot of memorization. To master immunology, we must also read textbook as the lecture is very superficial. One of the recommended textbook to master immunology is “ABBAS IMMUNOLOGY”.

    Batch 2009 loves immunology module. Many loves this module because the concept of infectious disease that triggers immunological reaction is common in Indonesia. You will face diseases such as dengue fever, malaria and parasitological attack.

    In this module, the hardest thing to master is the physiology of immune system. We must understand what trigger the immune system to become active, hyperactive (such as those found in autoimmune disease) and not active (as found in patient with HIV infection).

 

Conclusion

    Excited? You should be. I hope that your first step toward greatness in Faculty of Medicine, Universitas Indonesia begins in the 2nd semester

for more information:

http://www.aldoferly.com

Aldo Ferly

aldoferly_nobita@yahoo.co.id

Mengurus student visa untuk Inggris

Hai teman-teman sudah lama ni tidak mengepos informasi terbaru di blog ini. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tentang kiat-kiat mengurus visa pelajar untuk negara tujuan Inggris. Kebetulan, saya pernah mengurus visa ini untuk studi saya di Newcastle University.  Untuk membuat visa, dibutuhkan persiapan yang cukup matang. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

Fase pertama: Mengumpulkan Informasi

Kita harus mengumpulkan informasi mengenai dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan. Sumber informasi yang sangat membantu adalah website dari UK Border Agency (bagian imigrasi dari Kerajaan Inggris) berikut ini adalah link nya: http://www.ukba.homeoffice.gov.uk/visas-immigration/.  Disini kita dapat melihat dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis visa. Untuk student visa, jenis visa yang harus kita pilih adalah Tier 4 visa.

Dari sini, buatlah list dokumen-dokumen apa saja yang anda butuhkan untuk membuat aplikasi pembuatan visanya. Sebagai contoh, untuk mereka yang membuat student visa membutuhkan:

Dokumen Akademik

1)CAS (Confirmation of Acceptance of Studies)

CAS adalah sebuah surat yang diekluarkan oleh universitas yang menandakan bahwa anda telah diterima di universitas tersebut. Biasanya, surat ini akan dikeluarkan apabila anda telah diterma oleh universitas tujuan dan telah mengirimkan deposit ke universitas tujuan. Untuk Newcastle University, kita harus membayar uang deposit course ebesar 1500 poundsterling.. CAS harus dibawa yang original/print out

2)Tes bahasa Inggris

Salah satu yang juga dibutuhkan untuk mengambil visa di Inggris adalah kemampuan untuk berbahasa Inggris yang baik. Untuk membutikan kemampuan bahasa Inggris anda, anda dapat membawa nilai beberapa tes bahasa inggris yang diakui seperti IELTS.

3)Transcript nilai sebelumnya

Anda harus membuat transcript nilai yang berisi nilai-nilai anda selama bersekolah. Transcript harus dilegalisir, memiliki kop surat yang resmi dan ditandatangani pejabat dari kampus.

4)Sertifikat gelar sebelumnya

Apabila anda telah memiliki gelar (sarjana, D3 dsb) anda harus membawa sertifikat kursus anda sebelumnya.

5)Informasi akomodasi

Informasi akomodasi berisi tentang alamat anda tinggal selama bersekolah di UK. Biasanya, informasi akomodasi didapatkan dari surat resmi dari pihak pengelola akomodasi disertai dengan bukti pembayaran (harus asli).

6)ATAS (Accademic Technology Approval Scheme)

ATAS adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh pemerintah inggris  yang menyatakan bahwa riset yang dilakukan di Inggris tidak berhubungan dengan terrorisme/bioterorisme. ATAS dikeluarkan oleh Foreign and Commonwealth Office of the United Kingdom. ATAS hanya dibutuhkan. Untuk informasi lebih lanjut tentang ATAS anda dapat melihatnya dari sini: http://www.fco.gov.uk/en/about-us/what-we-do/services-we-deliver/atas/

Dokumen Pribadi

1)Passport (dan passport lama yang sudah hilang/expired)

Pada aplikasi visa ini, anda harus membawa passport terakhir yang anda miliki beserta passport sebelumnya yang sudah hilang/expired.  Passport yang dibawa tidak boleh expired.

2)Foto warna ukuran 3.5 x4.5 dengan background putih

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam foto ini adalah:

  1. Kualitas gambar harus baik (tidak boleh buram)
  2. Tidak boleh ada frame
  3. Tidak boleh diedit menggunakan fotoshop
  4. Muka terlihat semuanya, tanpa kacamata, tidak boleh menggunakan topi/penutup kepala kecuali untuk alasan religius

Foto yang diserahkan ini adalah foto yang akan muncul di visa, sehingga pilihlah yang terbaik 😀

3)Surat keterangan pekerjaan orang tua

Surat ini berisi pernyataan pekerjaan orang tua. Dikeluarkan oleh perusahaan tempat orang tua bekerja. Di surat ini harus jelas jabatan orang tua dan juga penghasilan orang tua per bulannya. Surat dapat ditanda tagani oleh manajer HRD/ bos dari perusahaan

4)Surat keterangan dukungan finansial dari orang tua

Surat ini berisi pernyataan dukungan dari orang tua untuk membayar segala pengeluaran yang ada di UK. Surat ini harus ditandatagani langsung oleh orang tua beserta nama jelas dan gelar orang tua. Surat ditujukan ke kedutaan besar inggris.

5)Kartu keluarga

Kartu ini berisi keterangan anggota-anggota keluarga. Kartu harus ditranslate kedalam bahasa Inggris. Translate bahasa inggris harus translator tersumpah, ditanda tangani oleh translator diatas materai beserta tanggal dan nama jelas pentranslate. Salah satu yang bisa melakukan ini adalah di Lembaga Bahasa Internasional, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya no 6

6)Surat lahir

Surat ini adalah surat keterangan lahir, ditranslate seperti poin nomor 5 diatas.

7)Kartu tanda penduduk

8)Booking tiket pesawat

Tidak perlu tiket perjalnaan melainkan hanya bookingan tiket ke tujuan (sesuai kota yang dituju). Dapat dibuat di travel agent terdekat. Anda bs membawa fotokopi/asli dari dokumen ini.

9)Form pengajuan visa

Form pengajuan visa harus diisi online di website: http://www.visa4uk.fco.gov.uk/ isi data-data yang diminta dan print untuk kedutaan.

10)Form Appendix 8

Form appendix 8 adalah form yang harus diisi apabila anda ingin mendaftarkan visa pelajar. Pengisian form ini cukup sulit dan akan ada satu artikel tersendiri mengenai bagaimana cara mengisi form appendix 8 ini.

Dokumen Bank

1)Bank reference/letter from bank

Berisi surat pernyataan dari bank yang anda miliki. mengenai uang yang anda miliki di Bank. Uang yang anda miliki harus berisi tuition fee kuliah anda (sesuai dengan CAS) ditambah living cost di UK yaitu sebanyak 800 poundsterling per bulan (apabila anda di luar kota london) atau 1000 poundsterling per bulan (apabila anda di dalam kota london).

Sebagai contoh:

Si Aldo mengikuti kursus “membuat pizza” yang diadakan di Universitas Newcastle. Uang kuliahnya adalah 10 ribu poundsterling, lama kursus adalah 8 bulan. Maka, biaya yang harus dimiliki Aldo

10 ribu pound (uang kuliah) + 8 x 800 = 16.400 poundsterling

Surat dari bank yang anda buat harus memiliki:

  1. Nama jelas pemiliki akun
  2. Nomor rekening jelas
  3. tanggal surat
  4. Logo/nama dari bank atau institusi finansial
  5. Jumlah yang dimiliki

2)Buku tabungan/saldo

Berisi tentang jumlah uang yang berada di account anda. Anda harus bisa membuktikan bahwa uang yg minimum dimiliki (16.400 pound) sudah berada di rekening anda selama minimal 30 hari. dan 30 hari tidak boleh kurang dari angka diatas. Biasanya dokumen ini diperoleh dari customer service bank yang anda.

Beberapa tips tambahan:

  1. Tips yang paling utama adalah kita harus tenang. Membuat visabanyak aturan-aturanya. Tapi, kalau kita memenuhi semua persyaratan yang ada maka visa kita dipastikan terbit.
  2. Ada layanan SMS tracking/internet tracking seharga Rp25.000 apabila anda orang yang sibuk, maka lebih baik ambil layanan ini
  3. tidak perlu membuat appointment ke embassy, cukup datang langsung ke PT. VFS Services Indonesia, Plaza Asia, Jalan Jendral Sudirman Kaveling 59 Jakarta 12190
  4. Waktu pagi (pukul 7-8 atau siang 1-3 adalah waktu terbaik untuk membuat visa karena relatif sepi
  5. Ada layanan pembuatan foto dan fotokopi di tempatnya.

Bagi teman-teman yang ada pertanyaan, atau ingin dibantu pengisian form visanya, bisa hubungi saya di aldoferly_nobita@yahoo.co.id semoga berhasil 😀 😀

Demensia: Mini Cog Test

Demensia merupakan suatu penyakit menurunnya fungsi kognitif yang biasa terjadi pada usia lanjut. Sebagian besar orang menganggap bahwa penyakit ini adalah suatu hal yang wajar terjadi di usia lanjut. Padahal penderita demensia akan menimbulkan beban sosial pada keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Untuk itu deteksi dini penting dilakukan agar penderita demensia mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Salah satu cara mudah untuk mendeteksi dini demensia adalah melakukan mini cog test.

Penasaran bagaimana cara melakukakannya?
Yuk kita lihat di video dibawah ini:
http://www.facebook.com/photo.php?v=3774356591804&set=o.265777980160083&type=3

Dasar-Dasar Epidemiologi : Prinsip Dasar Skrining

Pengantar

Alat skrining digunakan untuk mendeteksi penyakit pada subjek yang dicurigai. Alat skrining yang ideal harus murah untuk dipakai, mudah untuk diaplikasikan serta dapat mendeteksi penyakit dengan baik. Pada bagian ini, kita akan membahas prinsip-prinsip penting mengenai karakteristik alat skrining yang ideal.

Profil alat skrining:

1)Sensitivitas

2)Spesifisitas

3)Nilai prediktif positif dan negatif

Sensitivitas

Sensitivitas didefinisikan sebagai kemampuan alat tes untuk mendeteksi mereka yang benar-benar terkena suatu penyakit. Rumusnya adalah = mereka yang dideteksi positif oleh alat/semua yang benar-benar terkena penyakit.

Spesifisitas

Spesifitas didefinisikan sebagai kemampuan alat tes untuk mendeteksi mereka yang tidak memiliki penyakit.

Predictive Values:

Kemampuan suatu tes untuk memprediksi apakah seseorang terkena penyakit atau tidak. Nilai predictive value sangat bervariasi dan sangat tergantung dari sensitivitas, spesifitas dan prevalensi dari suatu penyakit. Apabila prevalensinya rendah, Apabila prevalensi suatu penyakit rendah, meskipun tes ini sangat spesifik tetap akan menyebabkan banyak false positif karena banyak sekali orang yang dites sedangkan mereka yang benar-benar terkena penyakit sedikit.

Positive Predictive Value

Kesempatan dari seseorang yang dites dan hasilnya positif benar-benar terkena suatu penyakit. Rumusnya, mereka yang positif sesuai dengan alatnya dibagi dengan total mereka yang dites positif baik itu benar-benar positif atau false positif.

Begitu pula dengan negative predictive value, kesempatan dari seseorang yang dites dan hasilnya negatif dan tidak terkena suatu penyakit. Rumus untuk mendapatknya adalah True negative/True negative+false negative.

For more information visit:

www.aldoferly.com

Dasar-Dasar Epidemiologi

Epidemiologi adalah sebuah studi yang mempelajari distribusi pasien sehat dan sakit dan mempelajari deviasi yang terjadi dalam populasi. Ilmu yang asal katanya berasal dari bahasa Yunani dengan nama: Epi:”diatas”-Demos:”masyarakat” dan Logos:”Ilmu”.

Triad epidemiologi terdiri dari tiga komponen yaitu: host, agent, and environment. Ada dua pembagian dari epidemiologi yaitu epidemiologi deskriptif yang mempelajari tentang insidensi dan prevalensi dari suatu penyakit di daerah tertentu. Pembagian lainnya dari epidemiologi adalah epidemiologi analitik yang bertujuan untuk mencari faktor risiko dari penyakit-penyakit. Selain mengetahui faktor-faktor risiko epidemiologi analitik ini juga penting dalam membuat alat diagnostik yang berkualitas. Ruang lingkup epidemiologi analitik ini sangat berkaitan dengan Evidence Based Medicine dimana hasil dari penelitian epidemiologi analitik ini nanti akan berguna dalam menentukan terapi dan juga prognosis pasien.

Banyak sekali manfaat dari belajar epidemiologi. Selain kita dapat memahami keadaan status kesehatan dari populasi. Kita juga dapat mengenali apakah sedang ada kejadian luar biasa/epidemi. Melakukan evaluasi dari program-program kesehatan dan efektivitas dari program kesehatan. Melakukan dukungan dari sistem kesehatan dan pelayanan rumah sakit.

Suatu kejadian epidemiologis dapat dijelaskan dengan suatu model yang disebut dengan model epidemiologis. Model epidemiologis adalah suatu model yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang penting agar suatu kejadian epidemiologik dapat terjadi. Ada beberapa jenis model epidemiologi yang pertama adalah jaring-jaring kausasi dan model epidemiologik itu sendiri.

Gambar diatas adalah jaring-jaring kausasi. Faktor-faktor seperti overcrowding, malnutrisi, vaksinasi dan genetik menyebabkan “host” menjadi rentan terhadap penyakit. Dorongan beruapa paparan terhadap agen infeksius yaitu kuman Mycobacterium tuberculosis menyebabkan infeksi yang akhirnya berakhir sebagai tuberculosis.

Selain jaring-jaring kausasi ada satu model lagi yang sering dipakai oleh ilmuwan yaitu triad epidemiologi. Gambar dibawah ini menerangkan triad epidemiologi. Penyakit disebabkan oleh interaksi tiga faktor penting yaitu: host, agen dan juga lingkungan.

Di dalam “host” yang paling berpengaruh adalah faktor-faktor intrinsik, faktor fisik seseorang, kesehatan psikologis seseorang dan juga daya tahan tubuh. Di faktor agent yang paling penting adalah jumlah patogen beserta seberapa infeksius dan patogen bakteri/virus tersebut. Faktor terakhir yang tidak kalah penting adalah lingkungan. Lingkungan dalam hal ini bisa lingkungan tempat tinggal dan juga lingkungan kerja.

Pencegahan dalam Epidemiologi

Salah satu konsep yang paling penting dalam pendekatan epidemiologis adalah konsep pencegahan. Ada tiga level pencegahan yaitu:

1)Pencegahan primer

Pencegahan yang dilakukan di masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi kesempatan seseorang terkena suatu penyakit/disfungsi tertentu. Dalam kasus ini, individu belum terkena penyakit.  Pada pencegahan primer ada dua jenis pencegahan yang dilakukan yaitu “pre-exposure stage” yaitu mencegah faktor-faktor yang mungkin di kemudian hari akan berkembang menjadi penyakit. sebagai contoh adalah memperbaiki kabel listrik yang sudah terkelupas dan mencegah exposure pada agent: seperti misalnya mengenakan masker ketika berhubungan dengan pasien yang terkena tuberculosis

2)Pencegahan sekunder

Pada pencegahan sekunder, dokter berhasil mendeteksi penyakit dalam stadium-stadium awal penyakit sebelum timbulnya komplikasi. Tujuan dari pencegahan ini adalah mengembalikan pasien ke keadaan tubuh sebelum sakit. Sebagai contoh, pada pasien demam berdarah dengue, pada stadium awal peyakit DBD kita sudah berhasil mendeteksi dan melakukan terapi cairan sebelum timbul komplikasi lebih lanjut.

3)Pencegahan tersier

Dilakukan program rehabilitasi sebelum keadaan penyakit tambah parah.

Fungsi Identifikasi Epidemiologik

Salah satu fungsi ilmu epidemiologi yang sudah disebutkan tadi adalah untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit di lingkungan sebelum keadaan tambah parah. Identifikasi dilakukan dengan melakukan notifikasi kepada pihak yang berwajib di masyarakat. Rantai identifikasi penyakit adalah sebagai berikut:

Sub-district (kecamatan) –>district –>province –>national –>WHO

Untuk mengetahui apakah suatu penyakit sudah masuk dalam klasifikasi “parah” atau tidak. Kita lebih baik memiliki ukuran-ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan derajat keparahan suatu penyakit. Beberapa ukuran-ukuran yang wajib kita ketahui adalah.
1)Rates :

Contoh: Mortality rate,

Rates diartikan sebagai kejadian yang terjadi dibagi dengan populasi yang mengalami risiko terkena penyakit tersebut.

Sebagai contoh: infant mortality rate diartikan sebagai:

Jumlah kematian infant dalam suatu tempat/jumlah infant yang ada di daerah *

*=orang dewasa tidak termasuk dalam perhitungan. Jadi hanya mereka yang memiliki risiko tinggi saja untuk terkena penyakit tersebut.

2)Ratio

Contoh: Maternal mortality ratio

Ratio diartikan sebagai kejadian yang dibagi dengan kejadian lainnya sehingga hasilnya adalah sebuah rasio.
Sebagai contoh:

Maternal mortality ratio

Kematian ibu/jumlah proses kelahiran

Dua-duanya adalah sebuah “kejadian” yaitu kematian ibu dan juga proses kelahiran yang terjadi.

3)Relative risk

Rasio seseorang dapat terkena suatu penyakit antara mereka yang terpapar oleh suatu faktor risiko dengan mereka yang tidak terpapar dengan faktor risiko tersebut.

Rumus dari relative risk adalah:

RR= Incidence of disease in exposed group/incidence of disease in non-exposed group

Sebagai contoh adalah kita sedang meneliti pengaruh merokok terhadap risiko terkena kanker paru-paru. Pertama, kita lihat berapa banyak orang terkena kanker pada mereka yang tidak merokok. Setelah itu, kita hitung banyaknya kasus kanker paru2 pada mereka yang merokok satu batang, 2 batang sampai 1 bungkus per hari. Dari situ kita akan dapat menghitung relative risk dari rokok terhadap kanker paru2.

Attributable Risk

Jumlah dari orang yang terkena penyakit yang dapat disimpulkan bahwa hal ini “disebabkan” oleh paparan dari faktor risiko.

Attributable risk = insidensi/mortalitas pada mereka yg terkespos – insidensi/mortalitas pada mereka yang tidak terekspos

Sebagai contoh, kita ingin meneliti pengaruh merokok terhadap risiko kena kanker paru-paru. Pertama, kita lihat berapa bayak orang yang tidak merokok dan terkena kanker paru-paru. Ini kita tetapkan sebagai nilai baselinenya. sebagai contoh, mesikipun dia tidak merokok ada 7 orang terkena kanker paru-paru Apabila misalnya kita menemukan bahwa apabila merokok satu batang ada 32 orang yang terkena kanker paru-paru. Attributable risknya adalah 32-7 jadi 25 orang sebagai attributable risk dari merokok terhadap kanker paru2.

Selain istilah-istilah diatas kita juga harus memahami istilah-istilah dasar epidemiologis lainnya seperti:

Morbiditas:

Morbiditas sebetulnya berarti penyakit. Seringkali kita mendengar istilah “komorbiditas” yang berarti timbulnya dua pneyakit secara bersamaan.

Mortalitas:

Mortalitas artinya kematian.

Epidemic:/Pandemic/Endemic:

Rates:

Rates dalam epidemiologis menandakan bahwa ada dua hal yang dibandingkan. Satu sebagai pembilang dan yang lain akan bertindak sebagai penyebut. Pembilang biasanya adalah jumlah kejadian yang terjadi sedangkan penyebut adalah jumlah populasi yang menjadi objek penelitian.

Contoh: Infant mortality rates:

X (jumlah bayi yang mati di suatu daerah)/1.000 bayi (sebagai denominator)

Maternal mortality rate

X (jumlah ibu yang mati di suatu daerah)/1.000.000 ibu yang sedang hamil atau 42 hari dari terminasi kelahiran)

Insidensi:

Jumlah banyaknya orang yang baru terkena penyakit dibagi dengan berapa orang yang berisiko untuk terkena penyakit tersebut.

Contoh:

Seorang peneliti ingin mencari tahu berapa insidensi orang yang terkena kanker prostat di dalam puskesmas X pada tahun 2012. Kita mencari tahu dengan membagi kasus baru yang terjadi di puskesmas X pada tahun 2012 yaitu 77 kasus dibagi dengan laki-laki yang terdapat di puskesmas X. Ingat bahwa kanker prostat hanya dapat terjadi di laki-laki
Prevalensi

Jumlah banyaknya orang yang terkena suatu penyakit dibagi dengan banyaknya orang yang terdapat di daerah yang sama pada pertengahan tahun.

Crude Mortality Rate:

Jumlah banyaknya orang yang mati di suatu tempat dalam jangka waktu satu tahun. Kematian ini dapat diseabkan oleh sebab apapun. Jumlah kematian ini dibagi dengan populasi rata-rata dalam daerah tersebut. Dihasilkan crude mortality rate suatu daerah per 100.000 penduduk.

Cause-specific mortality rate:

Berbeda dengan crude mortality rate dimana sebab kematian tidak dijelaskan dengan rinci. Cause specific mortality rate menjelaskan secara rinci sebab kematiannya. Misalnya, kematian akibat senjata api.

Age specific mortality rate

Mirip dengan crude mortality rate, namun pada age specific mortality rate tergantung dari umur penderita atau kelompok umur penderia.

Contoh:

Under 5 mortality rate: jumlah kematian oleh segala sebab yang terjadi dalam setahun pada suatu populasi dibagi rata-rata populasi dalam grup yang sama/100.000 populasi per tahun.

Untuk mendapatkan data epidemiologis yang optimal. Tidak hanya kita menggunakan age-adjusted (tergantung umur) tapi bisa juga kematian diatur oleh: ras, jenis kelamin, tingkat edukasi, tingkat sosio-ekonomik dan juga agama.

Maternal mortality ratio

Maternal mortality ratio berarti jumlah ibu yang meninggal/jumlah kelahiran dalam setahun dalam 100.000 kelahiran per tahun.

Case fatality percentage

Nilai ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak orang yang mati yang disebabkan oleh suatu penyakit/banyaknya orang yang terkena kasus penyakti tersebut. Tujuan nilai ini adalah untuk mengetahui berapa tingkat kematian penyakit tersebut.
Contoh:

Orang yang terkena flu burung di suatu kabupaten adalah 1000 orang. Jumlah orang yang mati adalah 50 orang maka case fatality percentagenya adalah: 50/1000 = 0.05

Fertility Rate

Bagian ini menelaah variabel-variabel yang berkaitan dengan derajat reproduksi suatu bangsa. Ada beberapa variabel penting dari fertility rate:

Crude birth rate:

Variabel ini mengukur secara “kotor” jumlah kelahiran. Cara mengukurnya sangat mudah yaitu jumlah kelahiran dibagi dengan populasi suatu negara.

General Fertility Rate

Variabel ini mengukur jumlah kelahiran dibandingkan terhadap banyaknya perempuan dalam usia 15-49 tahun. Umur 15-49 tahun ini diambil karena usia tersebut dianggap usia yang produktif.

Age specific fertility rate

Untuk mengetahui jumlah kelahiran dibandingkan terhadap banyaknya perempuan dalam suatu usia tertentu. Misalnya, kita ingin tahu erapa banyak kelahiran pada perempuan berumur 17 tahun.

Gross Reproductive Rate

Variabel ini mengukur kemampuan reproduktif suatu bangsa dengan mengukur berapa banyak anak perempuan yang akan lahir dari suatu perempuan sampai perempuan tersebut berumur 45 tahun.

Bagaimana kita menginterpretasikan informasi dari hasil-hasil epidemiologis?

Ada dua cara untuk menginterpretasikannya. Yang pertama adalah mengukur perubahan pada populasi. Untuk mengetahui perubahan populasi biasanya kita mengukur dari jumlah kelahiran, kematian dan juga migrasi.

Untuk mengukur tingkat kesehatan suatu populasi biasanya kita menggunakan infant mortality rate dan maternal mortality rate. Keputusan untuk mengukur dua variabel ini disebabkan karena kedua variabel tersebut paling sensitif terhadap perubahan-perubahan pada tingkat kesehatan masyarakat.

Dalam merencanakan suatu program kesehatan sebaiknya kita harus mengetahui manakah orang-orang yang paling memerlukan bantuan.

For more information visit:

www.aldoferly.com

Mengintip Perkembangan Ilmu Genetika : Departemen Genetika Universitas Groningen

Departemen Genetika University Medical Center Groningen(UMCG) adalah salah satu pusat penelitian ilmu genetika di Negeri Belanda dan dunia. Dikepalai oleh Professor Cisca Wijmenga, departemen genetika ini terkenal karena menjadi salah satu penggagas studi European Surveillance of Congenital Anomalies (EUROCAT) sebuah studi yang dilakukan di seluruh Eropa untuk menganalisa faktor-faktor risiko terhadap kelainan kongenital.

Penelitian yang menjadi andalan departemen genetika ini berfokus dalam enam payung penelitian besar yaitu: penyakit kongenital, onkogenetik, neurogenetik, penyakit-penyakit multifaktorial dan juga cardiogenetik. Salah satu penelitian yang menjadi andalan departemen ini adalah aspek genetika dari patogenesis penyakit Inflammatory Bowel Disease.

Penemuan-penemuan penting oleh departemen genetika ini mencakup: Studi EUROCAT adalah sebuah studi yang cukup penting karena berhasil menemukan faktor risko nutrisi yaitu asam folat, lingkungan dan juga obat-obatan terhadap kelainan-kelainan bawaan seperti hydrosefalus, microsefalus, spina bifida, dan kelainan susunan saraf pusat. Anggota dari studi EUROCAT ini berasal dari seluruh Eropa, dari Irlandia sampai Slovenia. Selain itu, departemen ini juga menghasilkan beberapa guidelines untuk analisa genetik seperti: analisis kuantitas dan kualitas RNA menggunakan alat ekspresi gen Illumina. Tercatat lebih dari empat guidelines internasional yang berasal dari departemen genetika UMCG.

Departemen ini memiliki dua puluh empat staff dengan enam orang mahasiswa postdoktoral. Salah satu staff yang cukup terkenal di sana adalah Richard Sinke, PhD slah sastu pakar di bidang diagnostik genom. Cleo van Diemen adalah salah satu staff yang menjadi koordinator program “Next-Generation Sequencing” yaitu metode baru sekuensi DNA yang dapat meningkatkan kecepatan sekuensi DNA menjadi berlipat-lilpat.

Beberapa fasilitas yang ditawarkan oleh departemen Genetik Universitas Groningen adalah analisis ekspresi RNA untuk menemukan polimorfisme nukleotida pada rantai-rantai peptida. Hasilnya dapat digunakan oleh doker untuk mengetahui risiko penyakit-penyakit yang dapat diderita oleh pasien.

Departemen genetika ini berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran Universitas Groningen. Fakultas Kedokteran Universitas Groningen didirikan pada tahun 1614. Fakultas kedokteran ini adalah fakultas kedokteran kedua tertua di Belanda. Pada tahun 1797, didirikan rumah sakit universitas groningen. Selain memberikan layanan medis kepada warga Groningen, rumah sakit ini juga giat melakukan penelitian.

Selain giat melakukan penelitian, departemen genetika juga mendidik mahasiswa kedokteran di bidang genetik. Topik yang diajarkan oleh departemen genetika adalah “genetika manusia” dan “genetika populasi”. Selain itu, bagi mahasiswa yang tertarik untuk magang di departemen genetika dapat mendaftarkan diri langsung di website departemen genetika dengan alamat: http://www.rug.nl/umcg/faculteit/disciplinegroepen/medischegenetica/index.

Kedepannya, departemen genetik ini akan memfokuskan diri dengan metode sekuensi DNA yang terbaru. Dibawah pimpinan Cleo Van Diemen, PhD diharapkan metode terbaru sekuensi DNA akan dapat ditemukan pada tahun 2014. Metode sekuensi DNA yang baru ini akan menghasillkan DNA dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dengan akurasi yang hampir sempurna. Sebagai pemimpin, Cleo berpendapat bahwa metode sekuensi DNA terbaru ini sangat dibutuhkan mengingat meningkatnya kebutuhan analisa DNA untuk kebutuhan diagnosis penyakit dan juga penelitian.

Ilmu genetika adalah ilmu yang sangat berkembang di negara-negara Eropa. Mengingat bahwa ilmu genetik ini berkaitan erat dengan penyakit-penyakit degeneratif, perkembangannya di negara-negara Asia termasuk Indonesia masih terbatas. Semoga pada abad ke-21 ini ilmu pengetahuan genetik mulai lebih diterma di masyarakat dan berkembang di kalangan intelektual medis Indonesia.

PROGRAM EXPANDING MATERNAL AND NEONATAL SURVIVAL: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DENGAN MEMAHAMI KEBUDAYAAN LOKAL

Kesehatan ibu dan bayi adalah salah satu parameter penting dalam mengukur efektifitas layanan kesehatan di suatu negara. Salah satu cara mudah untuk mengukurnya adalah dengan menghitung jumlah kematian ibu dan bayi  Bahkan, salah satu indikator Millenium Development Goals adalah menekan angka kematian ibu menjadi 110 kematian per 100.000 kelahiran dan bayi menjadi 32 kematian per 1000 kelahiran bayi setiap tahunnya . Sayangnya, layanan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari tingkat yang optimal sehingga target MDG tersebut terasa sangat sulit untuk kita capai. Bahkan, menurut Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia tahun 2007, 34 dari 1000 bayi di Indonesia meninggal, selain itu 228 dari 100.000 ibu meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi kelahiran1.

            Program Expanding Maternal and Neonatal Survival atau yang lebih populer disingkat EMAS adalah program yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi sebesar dua puluh lima persen pada tahun 2015. Program yang diusung oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, John Hopkins University,dan Budi Kemuliaan Health Institute ini dibiayai oleh Amerika Serikat melalui U.S. Agency for International Development. Meskipun Amerika Serikat telah menggelontorkan lebih dari 55 juta dollar amerika serikat untuk menyukseskan program ini2, ada beberapa alasan yang membuat saya pesimis bahwa rencana kerja ini dapat menurunkan lebih dari 25% angka mortalitas ibu dan bayi di Indonesia.

            Pertama adalah cakupan kerja program ini. Program ini hanya akan mencakup sekitar 150 rumah sakit dan 300 puskesmas di enam provinsi dengan jumlah kematian ibu dan bayi yang terbesar. Bayangkan, kurang dari 3% jumlah puskesmas yang ada di Indonesia yang menikmati program baru ini1. Untuk mencapai pengurangan sebesar 25% sesuai target awal program EMAS ini dibutuhkan efektifitas yang sangat tinggi yaitu pengurangan sebesar 82% dari kematian bayi di puskesmas-puskesmas yang dicakup oleh program ini, Tentunya sangat sulit untuk mencapai angka tersebut. Sebagai gambaran, negara Jepang saja yang memiliki tingkat kesehatan yang sangat baik saja masih memiliki angka kematian bayi sebesar 3 bayi per 1000 kelahiran3. Dengan cakupan program yang terbatas ini, target program sulit dicapai

            Kedua, program ini belum mempertimbangkan faktor-faktor budaya yang sangat berpengaruh terhadap angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Seperti kita ketahui, di Indonesia kebudayaan masih menjadi salah satu faktor yang mungkin dianggap lebih penting dibandingkan fakta-fakta medis. Sebagai contoh, pada masyarakat Nusa Tenggara Barat  ada suatu kebiasaan dimana ibu yang baru lahir harus mencari Balian (dukun beranak). Dukun beranak ini tidak memiliki pengetahuan medis formal sehingga sangat berbahaya apabila mereka membantu kelahiran bayi.  Apakah program EMAS ini telah mempunyai rencana untuk menghadapi kasus-kasus seperti ini dimana untuk mengubah perilaku dokter tidah hanya harus mengisi masyarakat dengan ilmu melainkan dokter harus juga culturally sensitive  agar tidak menyinggung perasaan masyarakat.

            Oleh karena itu, kompetensi pemahaman budaya harus dimiliki oleh setiap tenaga medis yang berperan aktif dalam program EMAS ini. Petugas medis harus sadar bahwa perubahan perilaku yang diharapkan di masyarakat adalah suatu hal yang multifaktorial, artinya banyak hal yang akan mempengaruhi keputusan akhir yang diambil oleh pasien. Tiga hal yang paling penting adalah pengetahuan,  kesamaan program dengan nilai-nilai yang dianut dan juga persepsi manfaat yang akan diperoleh dengan perubahan tersebut.  Selama ini kita hanya terfokus pada pendekatan kognitif namun melupakan nilai-nilai yang harus disesuaikan dari masyarakat itu sendiri. Sebuah studi yang dilakukan di Peru mencoba menerapkan hal yang sama, pada tahun 1999, Peru memiliki salah satu angka kematian ibu dan bayi yang terbesar di dunia4. salah satu alasan tingginya angka mortalitas ibu dan bayi adalah karena pemerintah tidak mengindahkan kebudayaan masyarakat lokal. Pada tahun 1999-2001 pemerintah Peru mencoba meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dengan memasukan komponen kebudayaan lokal dalam menyukseskan program layanan  bantuan melahirkannya. Setelah lahir, plasenta ibu diserahkan kepada keluarga sesuai dengan kebudayaan yang berlaku pada penduduk setempat. Hasilnya, partisipasi masyarakat meningkat sebesar 73%, angka yang luar biasa fantastis4.

            Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia terhadap program-program kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah, layanan kesehatan Indonesia harus berubah dari knowledge-based health care service menjadi cultured-based health care service.

 

Daftar Pustaka

 

  1. Deparemen Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pnegembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. 2007. hlm 40-4
  2. Jhpiego Leads New Program in Indonesia to Reduce Maternal Deaths by 25 percent. John Hopkins University News. Februari 2012.
  3. Aoshima K, Kawaguchi H, Kawahara K. Neonatal Mortality Rate Reduction by Improving Geographic Perinatal Care Center in Japan. J Med Dent Sci 011; 58:29-40
  4. The University of Melbourne. Reducing Maternal, Newborn and Children Deaths in the Asia Pacific.Melbourne University Press. Januari 2011. p.73-78

DIBALIK JUBAH PUTIH DOKTER BAMBANG, ADA SOSOK DOKTER YANG IDEAL

Saya pertama kali bertemu dengan sosok dokter Bambang dua tahun yang lalu di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pertama kali melihatnya, beliau sedang memeriksa pasien gagal jantung, tangannya yang terampil sedang mengukur tekanan pembuluh darah vena jugularis yang terletak di leher. Di kalungkan di lehernya adalah stetoskop. Ketika ditaruh diantara sela-sela rusuk pasien, stetoskop tersebut dapat mendengar bunyi menderu-deru. Dengan yakin ia menulis diagnosis di kertas rekam medis: gagal jantung sambil menuliskan beberapa penyakit-penyakit lain yang mungkin diderita oleh si pasien.

            Ya, begitulah sosok seorang dokter Bambang Budi Siswanto, seorang kardiolog konsultan gagal jantung yang dilahirkan di Medan, lebih dari 55 tahun yang lalu. Alasan saya bertemu dengan beliau pada pagi hari itu juga sangat unik untuk seorang klinisi : berdiskusi tentang pembuatan karya tulis ilmiah tentang penyempitan pembuuh darah.  Dokter Bambang memiliki ide yaitu menggunakan daun sukun yang biasa dijumpai sehari-hari di masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit penyempitan pembuluh darah yang diderita oleh lebih dari 40% masyarakat Indonesia. Sebuah ide yang sangat brilian. Tentu, ide-ide brilian dokter Bambang ini tidak datang secara tiba-tiba. Sebagai seorang peneliti di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, dokter Bambang terbiasa harus mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di layanan kesehatan jantung di rumah sakit di Indonesia dan mencari ide-ide baru untuk menyelesaikannya. Beberaa penelitian dokter Bambang sudah dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah internasional seperti penelitiannya yang berjudul “Heart Failure in NCVC Jakarta and 5 Hospitals in Indonesia“ yang diterbitkan di jurnal international CVD Prevention and Control pada bulan Januari 2010.  Oleh karena kepiawaiannya dalam meneliti dan menulis, beberapa jurnal ilmiah kedokteran berskala internasional meminta dokter Bambang untuk menjadi dewan penasihatnya. Jurnal internasional, Heart Asia yang merupakan cabang dari British Medical Journal, salah satu jurnal ilmiah paling prestise di dunia meminta dokter Bambang sebagai anggota dari dewan penasihat internasionalnya.

            Selain menjadi seorang peneliti, dokter Bambang juga adalah seorang klinisi yang terampil serta peduli dengan masyarakat disekitarnya. Keterampilan klinikya membuatnya menjadi rujukan dokter-dokter jantung Indonesia apabila menghadapi kasus-kasus yang berkaitan dengan gagal jantung dan tekanan darah tinggi. Selain itu, iya juga sangat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. terutama dalam  gaya hidup sehat sebagai tindakan pencegahan penyakit jantung pada masyarakat. Dokter Bambang selalu mengatakan “awal dari semua penyakit jantung adalah gaya hidup yang tidak sehat”.  Ketrampilan kliniknya yang luar biasa dan dedikasinya yang tinggi pada masyarakat membuat dokter Bambang mendapat kesempatan menjadi salah satu dari tim dokter Kepresidenan Republik Indonesia masa bakti 2004-2012.

            Sosok dokter Bambang yang juga tidak boleh dilupakan adalah sebagai sosok seorang guru yang dekat dengan murid-muridnya.Dokter Bambang menjadi pengajar pada mata kuliah Kardiovaskular dan keterampilan klinik dasar di almamaternya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia sangat akrab dengan mahasiswa-mahasiswanya bahkan dapat ditemui sedang menyantap makan siang bersama mahasiswanya. Beliau juga sering memberikan nasihat-nasihat yang sangat menginspirasi bagi saya. Salah satunya adalah “menjadi dokter tidak cukup hanya menjadi klinisi saja, melainkan harus menjadi peneliti yang handal”.

            Ya, begitulah sosok seorang Bambang Budi Siswanto, seorang klinisi, peneliti, dan guru yang memberikan inspirasi kepada mahasiswa-mahasiswanya. Dokter yang cerdas namun bersahaja. Seorang dokter yang patut untuk mendapatkan predikat “Seven Star Doctor”.